Minggu, 22 November 2015

Disini, Bersama Hujan

Aku masih disini, di tempat tinggal perantauan rumah dinas milik orang, sendiri dan sedang hujan dan bersama angin hadirnya. Aku masih sendiri dan sedang sendiri.

Aku tahu hari ini akan hujan. Bukan aku menjadi sok seorang peramal, tapi kalian tau sendiri lah acara prakiraan cuaca di tivi sudah jadi hal biasa jadi kusempatkan semalam untuk menyaksikan tivi peramal. Kopi hitam sudah disiapkan meski bukan kopi gilingan sendiri atau hasil panen sendiri di kebun, tapi cukuplah dijadikan sebagai partner hujan hari ini.

Aku masih disini dan aku tahu kalau sekarang sudah hujan. Kalian tahu juga kan kalau sekarang sedang hujan? Tidak tahu? Kalian harus segera bergegas buka pintu rumah mu beranjaklah keluar, ulurkan tanganmu biarkan tetes air hujan membuat syaraf mu merespon perbedaan suhu yang ada, tariklah nafas yang dalam dengan perlahan rasakan sedapnya bebaunan tanah kering yang baru saja terguyur hujan. Kalian menjadi tahu kalau sekarang hujan dan aku masih disini dan masih sendiri.

Akhirnya kalian tahu. Aku jadi punya tabungan seclumit amal karena telah membagikan hujan dengan kalian dan mudah – mudahan bias membantu kelak, disana, bukan disini.

Kalian tahu bahwa aku masih disini bersama hujan. Dan yang aku tahu, disana, bukan disini ada seseorang yang begitu tahu tentang hujan dan sekarang hujan. Dia pasti sedang memandang luas keluar jendela,, memindahkan kursi belajarnya dekat dengan jendela membuka luas – luas daun jendela membiarkan angin dengan sedikit komposisi air bersirkulasi dalam kamarnya  dan sebuah buku yang sudah disiapkan dalam pelukannya.

Dia akan menikmati setiap tetes air hujan yang akan jatuh menghantam bumi. Menerawang luas keseluruhan hujan kemudian memfokuskan pada salah satu sisi hujan dan memilih sebuah tetes hujan yang akan Dia ikuti hingga benar – benar pudar menghantam bumi. Begitu selanjutnya. Jika mau, kalian bias lakukan it uterus menerus hingga awan benar – benar sudah tidak memiliki tetes air lagi.

Ada sebuah keramat yang dia tahu ketika hujan. Tuhan yang mengijinkan hujan. Ketika hujan, Tuhan memerintahkan malaikatnya untuk menebarkan berkah hujan ke muka bumi hingga selang waktu tertentu dan kemudian hujan berhenti. Ada rentang waktu dimana mulai hujan, terjadi hujan dan hujan berhenti. Dan pasti dalam rentang waktu itu malaikat yang diutus oleh Tuhan itu sedang on dutty. Ada malaikat yang standby untuk mengoperasikan saklar ON hujan dan OFF hujan ketika kemudian berhenti. Dalam rentang waktu itulah Dia mengambil peluang.

Dia memandang jauh menembus lalu lalang hujan yang ada di depannya, pandangannya tampak sekilas kosong tapi ada, dia disana dan tahu betul apa yang sedang dilakukannya. Dia panjatkan doa yang terkadang sulit untuk terpendarkan dalam lantunan doa karena dia tahu ada kurir pesan yang sedang bekerja dan sangat dekat dengan Tuhan, sekirannya kurir itu bisa menyampaikan secara langsung pesan doa yang ditebarkan di sejauh hujan membasahi bumi.


Dan aku masih disini bersama hujan sekarang dengan kopi yang sudah mulai terlihat ampasnya dan aku mencoba menyimak doamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar